Pages

Minggu, 25 Agustus 2013

Panggung kehidupan tak lagi sama

Panggung kehidupan tak lagi sama
Pangung kehidupan tak seindah biasanya
Sang Antagonis telah berkuasa
Protagonis serasa hilang tak bersisa

Panggung kehidupan tak lagi sama
Terlalu banyak air mata kesedihan
Terlalu banyak ratapan kepedihan
Terlalu banyak suara sumbang kesombongan

Panggung kehidupan tak lagi sama
Ratapan nurani terlalu perih terasa
menangisi kebobrokan manusia
menangisi keadilan yang telah terinjak

Sungguh…
panggung kehidupan tak lagi sama…

Jumat, 21 Juni 2013

GALAU :(

            kebimbangan? Apa yang kalian ketahui tentang bimbang? apakah kalian pernah merasakan kebimbangan? apa yang kalian lakukan jika perasaan itu singgah dihati kalian? Yah saya menanyakan hal tersebut karena sekarang hati ini dilanda kebimbangan yang teramat dalam. Tidak bermaksud untuk melebih-lebihkan karena memang begitulah adanya. Rasa yang sebetulnya menyebalkan ini tanpa izin telah menjajah hati dan pikiran membuat logika dan perasaan untuk kesekian kalinya berseberangan.
            Kebimbangan membuat ku berpikir lebih dalam mengenai logika dan perasaan itu sendiri. Semakin besar jarak antara logika dan perasaan semakin besar rasa ingin tahu ku mengenai keduanya. Apakah memang logika dan perasaan tidak akn pernah beriringan ataukah keduanya bisa berjalan searah pada suatu saat nanti diwaktu yang tepat. Seseorang diluar sana pernah mengajarkan ku mengenai logika, bahwa logika yang mengatur perasaan itu sendiri. Sebagai contoh seseorang akan menggunakan logikanya terlebih dahulu untuk memilih pujaan hatinya. Logika akan memilih dengan mempertimbangkan semua yang ada dalam lingkupnya, dan perasaanlah yang harus menyesuaikannya. Tapi apakah itu adil untuk perasaan? Mengorbankan perasaan untuk keegoisan logika. Ataukah perasaanlah yang tidak adil, ingin menguasai segalanya tanpa memberikan apa-apa untuk logika? Logika dan perasaan akan hanya menjadi dua kepingan puzzle dari kehidupan yang takkan pernah menyatu, kecuali jika puzzle lain muncul  dan memiliki kekuatan untuk menyatukan mereka. Tapi apakah itu? Entahlah...

            

Senin, 25 Februari 2013

SANG DAUN



Kisah antara DAUN, POHON, dan ANGIN karya dari seseorang yang kubaca melalui internet, tanpa kusadari memiliki alur kisah yang hampir sama dengan alur hidupku. Aku berada di alur kehidupan Sang DAUN persis seperti kisah dicerpen tersebut.
Saat ini sang Daun merasa angin mulai bergerak perlahan meninggalkan DAUN atau mungkin ANGIN hanya ingin agar DAUN bisa bergerak indah di langit sana tanpa bantuan ANGIN? Tapi itu adalah sesuatu yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh sang DAUN. Apakah ANGIN tidak tahu bahkan DAUN tidak akan pernah bergerak, melayang bersama awan tanpa ada ANGIN yang berada di sisinya? Kecuali jika ada ANGIN lain yang suka rela membawa DAUN terbang dan menari bersama dalam pelukan fatamorgana Sang Langit. 

                Perlahan DAUN kembali memikirkan POHON. Apakah keputusan Sang Daun tepat. Memutuskan untuk terbang bersama angin karena menurutnya POHON tak menginginkannya lagi untuk tinggal disisinya ataukah rayuan ANGIN yang membuat Sang Daun memutuskan untuk terbang bersamanya, walau DAUN tanpa pernah mengetahui apa yang akan dihadapinya. Yah, persis dengan kutipan cerpen indah itu, “Daun pergi karena pohon tak menginginkannya untuk tinggal ataukah karena angin yang terlalu kuat membawa Sang Daun?”

                Sekarang DAUN telah pergi meninggalkan pohon, terbang bersama Sang Angin. DAUN tak pernah tahu kejutan apa lagi yang akan muncul dalam hidupnya. Apakah DAUN tetap bersama ANGIN, ANGIN yang membuatnya terlepas dari POHON mengajaknya untuk terbang bersama walau terkadang SANG Angin terlalu kencang bertiup sehingga membuat DAUN merasa tidak mampu mengikuti tiupan Sang ANGIN. Atau akan ada ANGIN lain yang akan mengisi kehidupan Sang DAUN dan menggantikan posisi ANGIN yang dulu untuk menemani Sang DAUN terbang menari di fatamorgana langit yang indah dengan tiupan yang lebih lembut. Ataukah akan hadir POHON lain yang hadir memberikan dahannya untuk disinggahi DAUN yang telah lelah terbang bersama Sang ANGIN terlalu kencang bertiup sehingga membuat DAUN merasa semakin rapuh. Bahkan mungkin bisa saja POHON yang telah melepaskan DAUN lah yang akan hadir memberikan dahannya kepada DAUN yang telah lelah dan rapuh mengarungi fatamorgana Sang Langit. Entahlah.... bahkan DAUN tak berani berandai....